
JAKARTA, BatakIndonsia.com — Forum Bangso Batak Indonesia (FBBI) memilih topik Ekonomi Kreatif Kaum Perempuan Batak pada Selasa (31/10/2017), di Sekretariat DPP FBBI Jakarta dengan menyodorkan kegiatan perempuan Batak melalui Kembang Goyangnya. Roswaty Siregar, sebagai pemantik, menyampaikan ide itu mengingat perempuan Batak di Toba atau suku lainnya cukup mahir membuat makanan ringan ini. Hanya untuk masuk ke suatu industri makanan ringan, memerlukan sentuhan yang terencana. Peralatan pencetakan, kuali, bahan baku dan terutama pemasaran.
Nampaknya pemasaran ini yang juga harus dibangun agar bisa masuk pasar yang lebih luas. Tidak hanya terbatas pada pembeli di kampungnya sendiri. Dengan terbukanya Lapangan Terbang Internasional Silangit, maka jajanan ini pun akan semakin terbuka. Asalkan dipromosikan, dikemas yang bagus termasuk jika menjadi salah satu oleh-oleh bagi wisatawan dalam dan luar negeri.
Tentu, jenisnya nanti akan ditambahkan lagi namun harus yang menjadi ciri suatu daerah, seperti Ombus-ombus, Lappet, Lomang, Sasagun, pakaian adat, ulos atau stola dan sebagainya.
Bahan baku, hasil dari Pertanian Bonapasogit. Beras hasil sawah kita sendiri, dikirimkan untuk menjadi oleh-oleh kita bawa ke rumah di Jakarta, Surabaya, Bandung dan lainnya. Saya sendiri sudah mencobanya, hasil sawah di kampung Sigolang dikirimkan oleh keluarga kami untuk dibawa. Sekilas tampak sederhana, namun saya kira jika kita amati di Bandara beberapa orang melakukannya. Hasil petani akan terjual, perantau menikmati hasil daerahnya. Margin produk itu tidak jatuh kepada para pedagang atau kartel beras, tapi langsung dinikmati mereka. Toh tanpa ongkos, selama beratnya 20 kilogram seorang, tidaklah memberatkan kita. Masalahnya, paradigma berfikir kita apakah sampai ke situ untuk membantu petani di Bonapasogit? Mungkin item produk tidak hanya beras, bisa di produk apa saja, Gula Merah, Salak, dan sebagainya. Secara matematika, 10 orang saja sudah 200 Kg, jika 100 orang, sudah 2 Ton sehari. Bagaimana kalau sebulan sudah 60 Ton. Putaran beras dan jatuhnya uang itu beredar di Bonapasogit hanya karena kita peduli dan tidak malu melakukannya.
Untuk apa malu, sebab FBBI hadir untuk bagaimana menghadirkan para perantau dapat berkonstribusi mengatasi kesulitan masyarakat di Bonapasogit pada bidang pendidikan, ekonomi dan lainnya. Oleh karena itu, topik ekonomi kreatif sangat penting untuk memasarkan hasil industri jajanan termasuk menjadikan produk bahan baku kita beli dan jadikan oleh-oleh dari Bonapasogit. Jadikan hidup ini menjadi bermakna tanpa harus menunjuk ke orang lain sementara diri sendiri bisa berbuat sekalipun kecil. Mari membangun Bonapasogit. (DS)
Surabaya, 09 November 2017, pkl. 20.54 WIB
Ditulis oleh Ronsen LM Pasaribu, Ketua Umum FBBI.