
JAKARTA, BatakIndonesia.com — Dalam rangka menyampaikan informasi terkait aktivitas FBBI (Forum Bangso Batak Indonesia), Ketua Umum DPP FBBI Dr. Ronsen Pasaribu, SH, MM, mengeluarkan Siaran Pers secara daring kepada publik di Jakarta, Minggu (1/8/2021). Siaran Pers ini disampaikan dalam beberapa seri terkait Gerakan Pemberdayaan Masyarakat. Ini adalah Seri 1.
FBBI sebagai lembaga organisasi masyarakat menetapkan kegiatannya sebagai sebuah gerakan (movement), dari kondisi masyarakat di Bonapasogit dengan rapor “Peta Kemiskinan”. Di sinilah FBBI hadir yang didirikan beberapa pendiri saat itu, 6 tahun lalu.
Menjadi subyek sasarannya adalah orang Batak di Bonapasogit dan di manapun berada. Bonapasogit adalah desa asal dari mana anggota FBBI berasal. Kewilayahan geografis, ya Toba, Dairi, Sidikalang, Sigolang, Tapsel, Simalungun, Sipirok, Deliserdang, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Asahan, Binjai, atau di manapun orang Batak berasal.
Begitu juga di perkotaan. Orang Batak sudah merantau ke wilayah bukaan baru seperti Riau, Palembang, Papua, Jawa, Jakarta, atau di manapun. Orang batak menyabung hidup dan kehidupan menuju taraf yang lebih baik katimbang di bonapasogit.
Tidak mudah bagi pendiri FBBI merumuskan keberadaan FBBI dan menempatkan strategi dan program apa yang mau dikerjakan. Kita tanpa mau menelusuri sejarah pembentukan ini, maka akan keliru kita memandang FBBI di masa saat ini. Sering komentar mengatakan FBBI tidak ada kegiatan. Padahal kita bergerak terus sesuai kemampuan kita tentunya.
Yang khas dimiliki FBBI adalah jenis programnya dengan strategi “Pemberdayaan Masyarakat”. Jelas dalam pasal 5 (Lima) AD/ART ditetapkan bahwa FBBI adalah lembaga sosial pemberdayaan masyarakat. Siapa yang melaksanakan? Ada dua: Badan Hukum dan pribadi lepas pribadi, sebagaimana diuraikan dalam misi pertama, membangun fisik dan non-fisik dapat dilakukan secara pribadi lepas pribadi.
Bagaimana agar pemberdayaan itu dapat dilaksanakan melalui kelembagaan? Struktur organisasi FBBI telah mendisain sedemikian rupa agar kelembagaan fokus pada kegiatan empowering, penguatan masyarakat lemah di segala bidang. Kita menetapkan Ketua Pemberdayaan di Bonapasogit, Ketua Pemberdayaan di Perkotaan. Kemudian ada Staf Khusus Pemberdayaan Masyarakat dan Staf Khusus Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Selebihnya bidang sosial masyarakat. Bidang ini ditangani oleh ketua bidang sosial kemasyarakatan yang fokus pada orang Batak di perkotaan, dengan segmen masyarakat yang sudah mandiri, tidak lagi memerlukan pendekatan pemberdayaan. Masalah sosial yang menonjol tentang habatakon (kebatakan) akan menjadi garapan bidang ketiga ini. Tentu, selain usaha dan keuangan sebagai bidang keniscayaan bagi sebuah organisasi guna memenuhi keuangan agar organisasi berjalan lancar.
Kegiatan apa saja yang tengah dilaksanakan, khusus di suasana pandemi Covid 19 ini?. DPP FBBI fokus pada penyelamatan jiwa-jiwa pengurus dan keluarga di masa darurat Covid-19 ini dengan saling komunikasi, sharing, dan sama-sama mendoakan sebab keluarga FBBI hampir semua terganggu oleh Covid 19.
Kepala Humas FBBI
Danny P.H. Siagian, SE, MM