
BatakIndonesia.com — Staf Khusus Ketum Bidang Pemberdayaan Masyarakat FBBI (Forum Bangso Batak Indonesia) Ir. Kadiman Pakpahan, MM melatih para petani dan masyarakat umum di Kabupaten Onan Runggu, Samosir, Sumatera Utara, Minggu (7/11/2021). Tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan pendapatan petani dan juga perbaikan gizi keluarga.
Selain Kadiman, instruktur yang memfasilitasi penyuluhan dan pelatihan ini adalah dr. Magdalena Sitorus MARS.Pelatihan dan penyuluhan tersebut filaksanakan Koperasi Nauli Nalagu pimpinan Magdalena Sitorus bekerjasama dengan LABB (Lokus Adat Budaya Batak) melalui Brigjen (Purn.) TNI Berlin Hutajulu (Ketua Umum Dewan Mangaraja LABB) dan Budi Sinambela BBA (Ketua Umum LABB).
Kadiman memberi materi tentang pembuatan media tanam, pembibitan, pembuatan pupuk organik vair (POC), dan pembuatan kompos.
Pembuatan media tanam mencakup pembibitan di atas tanah, pupuk kandang (kompos), arang sekam dengan perbandingan 1:1:1. pembibitan dilakukan dalam polybag ukuran 40 cm X 40 cm untuk tanaman: tanah, kompos, arang sekam dengan perbandingan 2:1:1.

Jenis pembibitannya adalah pakcoy, porang, dan kelor. Benih pakcoy ditebar di media pembibitan, tray, polybag, atau bedengan khusus. Benih porang dibibitkan dulu dalam polybag ukuran 15 cm X 15 cm atau langsung ditanam di bedengan dengan mempersiapkan lubang tanam dan pupuk dasar. Benih kelor disemai dengan cara ditebar pada bedengan khusus pembibitan atau dengan cara stek.
Sementara pembuatan POC dari nasi basi sebagai bahan dasarnya. Sekitar 4 hari nasi basi tersebut disimpan pada wadah tertutup dan di tempat gelap sampai terlihat jamur kuning, kecoklatan, atau berbau tape.

Selanjutnya nasi basi tersebut dicampur larutan gula sampai merata dan disimpan dalam wadah tertutup serta tidak kena sinar matahari. Setiap pagi wadah dibuka lalu ditutp dan dikocok, dibuka lagi dan ditutup serta disimpan kembali.
Kadiman juga menjelaskan bahan dasar dari kotoran hewan yang dimasukkan ke dalam karung dan dimasukkan ke dalam wadah berisi air dan dicampur mol atau EM4. Selanjutnya bahan dasar sabut kelapa yang sudah dicacah halus dan dimasukkan pada wadah berisi iar yang sudah dicampur EM4.
Proses fermentasi bahan dasar tersebut sekitar 4 minggu dan dapat digunakan setelah disaring dan dikocok pada media tanam. Penggunaannya disesuaikan dengan jenis tanaman dan masa pertumbuhannya. Sedangkan bahan dasar disesuaikan dengan bahan yang ada di lokasi termasuk humus tanah.
Mengenai pembuatan kompos, bahan dasarnya adalah sampah dedaunan kering, kotoran hewan, dan EM4. Campuran bahan kompos ini dibungkus dengan terpal atau di tanah yang sudah dilubangi dengan cara anaerob. Bahan kompos ini juga disesuaikan dengan kondisi tempat.
Selain itu, bahan yang diperlukan meliputi benih, stek kelor, air, tanah, gula, kotoran hewan, EM4, nasi basi, sabut kelapa, sampah organik, karung, dan terpal. Sementara peralatan yang dibutuhkan adalah golok, telenan, cangkul, garpu, tong, ember, gayung, jerigen, kayu pengaduk, dan sebagainya.
Penyuluhan dan pelatihan pertanian organik tersebut berlangsung di Desa Situngkir, Samosir pada 7-9 November 2021. Kegiatan ini dihadiri sekitar 200 orang yang terdiri dari kelompok tani, jajaran pemerintah daerah, dan masyarakat umum. (BI)