
JAKARTA, BatakIndonesia.com — Bona Tigor Pasaribuadalah Hakim Peradilan Adat. Tepat pada hari ini, Kamis (1/10/2020), kita mengenang (in memorial) almarhum yang meninggalkan kita untuk selamanya pada 1 Oktober 1997 tepat pukul 01:00 WIB di Ulumamis, Tapanuli Selatan. Momento mori (peringatan hari) di mana Bapak kami BT Pasaribu telah tiada kembali ke pangkuan Sang Khalik.
Kami, anak-anaknya, putera-puterinya, yaitu: Yeanne, Ronsen, Clara, Nurliani, Saut, Ida, Tiurlan. Kamilah paling merasakan kehilangan almarhum, keluarga dekat kami, dan bahkan seluruh masyarakat di Sigolang.

Mengenang beliau, BT Pasaribu saat menjalani kehidupannya adalah orang yang taat beribadah, aktif di Gereja, seorang Guru pada jamannya di Gonting Pege, Tolang, dan Sigolang. Dia adalah seorang petani yang banyak memberi inspirasi bagi masyarakat Sigolang pada jamannya.
Bagi masyarakat di Sigolang, dialah hakim peradilan adat, sebagai Raja Panusunan Bulung, memimpin setiap rapat Hatobangon ni Huta, membahas dan memutus segala perkara pidana ringan dan perdata terutama adat-istiadat.
Suka maupun duka, intinya harmoni kehidupan masyarakat selama beliau memangku Raja Adat, dijalankannya dengan penuh hikmat, penuh keadilan dan damai. Namanya Bona Tigor Pasaribu, nama kerajaan Sutan Keadilan. Nama sehari-hari dipanggi “Ja Peto”.

Detik-detik almarhum meninggalkan kita, saat dalam perjalanan menuju Simangambat, mewakili HKBP Sigolang, sekalipun beliau bukan Parhalado, namun sosok yang dianggap mampu memperjuangkan misi agar HKBP Sigolang dipindahkan bukan lagi Huria Pagaran Resort Sipiongot (Tapanuli Utara), dan dipindahkan ke Resort Simangambat. (Sipagimbar, Ulumamis, Galanggang, Sipagimbar, Silantom Jae, Silantom Tonga dan Silantom Julu), Damparan, dan lainnya.
Apa daya, hujan menghentikan kendaraan Bapak, pukul 17:00 WIB. Bapak tidak bisa meneruskan perjalanan karena jalan licin. Ia menginap di suatu tempat penginapan, padahal besok sudah rapat. Entah apa yang dipikirkan bapak, selesai makan malam, bertamu ke rumah Opung St. Ritonga (partangga Simin), lalu kembali ke kamar, tidur pukul 21:00. Sekitar pukul 22:00 dari dalam kamar beliau “ngorok” di tengah tidurnya. Pintu didobrak lalu diberikan obat oleh Bidan Desa. Pukul 01.00 Tuhan berkehendak lain, bapak menghembuskan nafas terakhirnya, dalam pejalanan sendiriannya. Tidak ada kami satu pun menyaksikan bapak pergi kepada Penciptanya. Bapak dimuliakan.
Pagi ditandu ke Sigolang, dan kami pun menerima berita yang bak halilintar ini. Sekejap, kami semuanya sudah tiba di Sigolang. Selamat jalan bapak. Bapak sudah di Surga. Teladanmu kami pegang teguh dan diteruskan ke anak dan cucumu, Marcia br Pasaribu dan Clare Pangaribuan.

Tepat 23 tahun yang lalu, bapak, titip rindu dari kami, dan sudah bersama Inang Dorkas Emelia Dongoran di Pondom, kuburan Keluarga.
Jakarta, 01-10-2020
Dinarasikan oleh Ronsen Pasaribu, Ompu Marcia