
BatakIndonesia.com — Kejujuran tidak semata-mata diksi agama. Kejujuran adalah sikap. Sedang sikap adalah tindakan yang diarahkan pikiran manusia sebagai perbuatan di alam nyata.
Apa kejujuran itu?
Sesuai apa yang tertulis dengan kenyataan. Jika syarat sertifikat a sampai e, maka jika di lapangan ada f,g,h, dstnya yang tidak tertulis adalah ketidakjujuran.
Jujur libatkan dua pihak. Pelayan dan yang dilayani. Kedua pihak yang bertransaksi. Keduanya harus nyekrup, satu bahasa. Tidak ada toleransi. Zero toleransi.
Tujuan kejujuran, supaya tercapai keadilan. Mengapa harus diarahkan kepada keadilan?
Pada dasarnya manusia mendambakan “rasa keadilan”. Kehidupan yang adil, di situlah diperoleh kebahagiaan.
Kebahagiaan?
Hidup bertujuan bahagia, lahir, dan bathin. Sepanjang tidak adil, bahagia itu hanya sebuah asa. Ekspektasi. Sedangkan adil itu basisnya terletak pada kejujuran.
Jadi jujur itu sifat yang harus kita miliki.
Kita?
Ya, saya, Anda, Pemerintah, rakyat, Pendeta, Ustaz, Penceramah, dan siapa saja yang melakukan kontrak sosial atau bersosial.
Provokator?
Jelas tak jujur. Mengapa? Karena tujuannya bertentangan dengan common sense, keadilan, dan kebahagiaan yang dikenal secara umum. (RP)