BatakIndonesia.com β Seorang nahoda handal mengarungi lautan bergelombang besar, bukan lautan yang tenang. Pepatah yang bijak ini benar adanya, termasuk bagi siapa saja PNS yang berkarier di Lumajang. Bukannya melebih-lebihkan dari daerah lain, tiap daerah punya kehebatan sendiri. Kali ini kita berbicara Lumajang sebagai pengalaman empiris beberapa orang di antara kami yang pernah berdinas di Lumajang.
Kita menilik statistika Lumajang, beriklim tropis, jumlah curah hujan berkisar antara 1.500-2.500 ml, berada dominan di kawasan lereng Gunung Semeru dengan ketinggian 1.000 M dpl, berbatasan dengan Barat Kabupaten Malang, Utara Kabupaten Probolinggo, Timur Kab Jember, dan Selatan Samudera Indonesia. 65% daerah baik untuk pertanian perkebunan dan kehutanan dengan titik berat konservasi, 18% mutlak harus dihutankan sebagai perlindungan swadaya alam. Selebihnya perumahan, sawah, danau dan lainnya.
Melihat data itu tampak potensi pertanian dan biasanya gunung merapi lahannya subur walau selalu terancam semburan lahar Gunung Semeru yang baru-baru ini telah menyemburkan lahar dengan memuntahkan pasir hitam.
Di samping ancaman juga rejeki bagi masyarakat dan Pemerintah. Kondisi ini mempengaruhi karakter masyarakat di Lumajang, siap berdamai, tenang bertani namun setiap saat waspada ada letusan Semeru.
Kembali kita menoleh kepada PNS di Kantor Pertanahan Kab. Lumajang. Mungkin bagi sebagian orang, Lumajang adalah wilayah pilihan terakhir. Masih 36 Kabupaten/Kota lainnya di Jawa Timur, dan pasti tidak menoleh ke Lumajang. Jadi, kami ke sana bukan pilihan, tetapi penunjukan. Itu cerita mula-mulanya. Siapapun dia, pasti karena penunjukan.
Saya sendiri, RP, sebenarnya merupakan hadiah (blessing in disguise), artinya sebuah berkah tersembunyi ditempatkan di Lumajang. Sayalah pertama yang ditunjuk langsung Kepala Kantor pertama. Sebelumnya selalu ada tiga orang calon diajukan lalu dipilih oleh Kepala Daerah mana pilihannya itulah yang jadi.
Kalau saya tidak demikian, dua tahun Kepala Seksi di Jember, mengikuti SPAMA di Jakarta. Apakah gegara sebagai Ketua Kelas SPAMA, lalu Menteri Sony Harsono melalui Kabiro Personalia, mengatakan pulang βharusβ membawa SK Eselon III?
Pilihannya waktu itu Tulungagung, Bondowoso dan Lumajang. Saya tidak memilih dan ditetapkanlah di Lumajang. Tak apa, karena yang diberikan adalah berkah yang tersembunyi. Kitalah yang membuka berkah itu menjadi riel, terbuka dan menjadi berkat kepada semua orang.
Bupati Achmad Fauzi, sangat baik orangnya, memiliki kepemimpinan yang punya sifat melindungi, kebapaan dan tegas. Kalau gak salah beliau alumni STPDN dan jabatan sebelumnya Sekda Kab Malang.
Kami banyak belajar dari beliau dalam hal kepemimpinan di Pemerintahan. Banyak masalah kami hadapi, tentu akumulasi masalah pertanahan sebelumnya, yang kami baru tahu selagi menghadapi dan menanganinya.
Kepala Seksi Pengukuran yang banyak membantu saya adalah Drs. Hartono, tamatan STPDN, dilanjutkan dengan Danu, seorang tamatn ITB ahli kadaster. Kami dihadapkan pada tuntutan masyarakat sekitar Lapangan Tembak Pandanwangi Lumajang, konon yang terbaik di Asia Tenggara.
Masyarakat menuntut gantirugi atas tanahnya. Sementara kami teliti, yang membebaskan adalah Jepang. Aturannya lima tahun sejak tahun 1960 diberi kesempatan minta penyelesaian. Selesai itu closed.
Itulah tugas berat kami melakukan pengukuran guna memastikan apakah tanahnya masuk kawasan lapangan terbang atau tidak. Danu dan kawan-kawan bekerja keras menyelesaikannya.
Kepala Seksi Tata Guna Tanah, bekerja keras mengendalikan perubahan penggunaan tanah melalui pelayanan surat ijin perubahan pemanfaatan tanah (SIPPT) diteken Bupati dengan rekomendasi Kepala Kantor Pertanahan sepanjang memenuhi Tataruang Perumahan namun fisiknya masih sawah atau kebon.
Jika tataruang pertanian harus ijin Menteri Pertanian. Kepala Seksi Landreform juga punya beban berat menuntaskan Redistribusi yang baru atau sisa atau sengketa redis yang masih luas di Lumajang.
Kepala Seksi Hak Atas Tanah, tentu bertugas menangani permohonan hak individu, perusaahaan atau Hak guna Usaha. Lumajang tidak mengenal Rumah Susun, semuanya masih landed house karena ketersediaan tanahnya masih luas.
Apa poin catatan ini, sekedar mengingatkan bahwa Lumajang betul candradimuka bagi PNS BPN. Terbukti, Danu lepas Lumajang, menjadi Direktur/Eselon II dan terakhir Kakanwil BPN Provinsi Bengkulu, kantor mana Tondo Soebagjo juga pernah menjabat Kakanwil BPN di Provinsi Bengkulu.
Bambang jadi Kakan di Sampang, Didik Bangun Restuadji, Kakan di Jember dan Herman Susanto, Kakan di Kota Malang. Tentu banyak lagi sahabatku, yang bersusah-susah di Lumajang, susah rumah tinggal alias kos-kosan, susah makan bahkan ada yang jatuh sakit.
Catatan penutup takkan terlupakan ketika Bupati Achmad Fauzie selalu memberi apresiasi di hadapan seluruh Kepala Dinas atas kinerja Kepala Kantor Pertanahan dengan diumumkannya DP3 tertinggi di Lumajang kelas Kepala Dinas. Juga lomba nyanyi karena wajib, meraih juara I. Hahaa… soal menyanyi sudah dilatih kawan-kawan di Kanwil BPN Propinsi Jawa Timur.
Cukup dulu.
Jakarta, 15 Januari 2023, pkl. 11.00 WIB. RP.