
JAKARTA, BatakIndonesia.com — Siaran Pers Seri 3 ini menginformasikan tentang model-model pemberdayaan masyarakat kreasi FBBI. Ketua Umum Dr. Ronsen Pasaribu, SH, MM menyampaikannya dalam tulisan berikut ini (Jakarta, 3/8/2021):
Model pemberdayaan masyarkat adalah inti materi kegiatan pemberdayaan masyarakat. Model ini memastikan proses bisnis atau kegiatan pokok pekerjaan dapat berjalan sesuai tahapan pekerjaan dengan hasil optimal. Dalam kegiatan pertanian, hasil ini disebut produktif. Produktif menunjukkan kriteria terjadinya posisi keuangan yang untung, profitabilitas tinggi, jauh di atas BEP (Break Even Point).
Tidak ada satu model pemberdayan yang sama, antara kegiatan satu dengan lainnya. Semua tergantung pada posisi bisnis pilihannya. Apapun model pemberdayaan, maka titik singgungnya mengarah pada kemudahan petani untuk melaksanakan pilihan kegiatannya. Jadi, bagian mana yang akan diambil oleh petugas FBBI? Semua bagian dari pemberdayaan masyarakat. Bisa model secara total, seperti Seri 2, bisa juga sebagian saja namun strategis, sebagaimana Seri 3 berikut ini.
Model Oslyn br Pasaribu
Sebagai Staf Khusus Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di DPP FBBI, Oslyn br Pasaribu jeli mengembangkan model pemberdayaan masyarakat, sebut saja Model Oslyn Pasaribu. Seperti apa? Ikuti cerita Oslyn yang sudah disarikan kembali tentang model pemberdayaan masyarakat kreasi FBBI ini.
Oslyn br Pasaribu memilih pengembangan tanaman talas sebagai obyek kegiatan. Produk penanaman talas berguna atas dua hal. Pertama, daunnya diiris-iris seperti tembakau, lalu dikeringkan dan dihimpun menjadi berbentuk karung-karung dengan kualitas kontrol yang ketat. Hasilnya diekspor ke luar negeri sebagai bahan obat-obatan. Kedua, tanaman di akhir periode akan panen buah talas menjadi bahan makanan, juga diekspor. Jadi, daun dan buahnya semuanya laku.
Satu sisi, petani diatur dalam satu kelompok tani, di mana petani adalah pemilik tanah dan pekerja di bawah bimbingan manajemen Oslyn Pasaribu. Tanah yang selama ini terlantar dapat diefektifkan menjadi kebun talas. Selama ini talas hanya gulma tidak berguna bagi masyarakat, tetapi peluang ini dengan jeli dimanfaatkan Oslyn agar bermanfaat bagi masyarakat. Kecocokan tanah untuk talas, sudah cocok sejak beberapa dekade lalu. Mudah mengembangkan dari sisi kecocokan dengan tanahnya.
Kerjasama dengan masyarakat secara tertulis. Menejemen Oslyn berbagi tanggung jawab, yaitu: siapkan bibit, pupuk, daun, dan buah talas. Harga yang disepakati tidak cocok, tetapi bergerak sesuai harga aktual. Sifatnya juga transparansi. Harga tidak dapat ditutup-tutupi. Masyarkat justru lebih awal tahu berapa harga pasarnya.
Panen, diantar ke satu titik pabrik pemotongan daun. Saat ini sudah ada 10 pabrik di berbagai tempat. Lokasi kelompok tani sudah ada di Dairi, Pakpak Bharat, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, dan Simalungun. Secara agregat sudah ada lebih 100 hektar yang sedang dikembangkan sampai saat ini.
Oslyn br Pasaribu, menyenangi bisnis baru ini, karena berpeluang untuk mendapatkan margin juga. Petani di bonapasogit akan merasakan manfaatnya. Nilai plusnya adalah model pemberdayaan ini menjadi peluang baru bagi petani. Harapan baru mendapatkan keuntungan jenis kegiatan baru. Keuntungan dapat digunakan memperluas lahan dan dapat juga membuka usaha baru selain talas. Selama ini bisnis Oslyn bergerak di bidang pelayanan kesehatan di RS Penang, Malaysia. Karena Covid 19, ia membuka bisnis baru di bidang pemberdayaan masyarakat di bonapasogit.
Sisi masyarakat, itulah tujuan ideal FBBI. FBBI mendampingi masyarakat agar mereka mampu mandiri dengan usaha mandiri pula, tentu dengan kegiatan Bapak Angkat yang dikembangkan seperti Model Oslyn Pasaribu ini.
Selamat dan sukses untuk Oslyn Pasaribu, Semangat terus Anda merealisasikan visi, misi Forum Bangso Batak Indonesia (FBBI). Kita berkarya tanpa banyak berkata-kata. “Biarlah tugas saya, Ketum FBBI menyuarakan model-model yang kita kembangkan menuju bangso Batak yang maju dan mandiri,” pungkas Ronsen Pasaribu.
Kepala Humas FBBI
Danny P.H. Siagian, SE, MM