
JAKARTA, BatakIndonesia.com — Pada Seri 4 ini, FBBI menyajikan model pemberdayaan masyarakat ala Ir. Kadiman Pakpahan, MM. Ketua Umum DPP FBBI Dr. Ronsen Pasaribu, SH, MM, menyarikannya dalam tulisan Seri 4 ini (Jakarta, 7/8/2021).
Forum Bangso Batak Indonesia (FBBI) sudah memperkenalkan dua model pemberdayaan masyarakat. Pertama, kerjasama kelembagaaan PT ISM dan PokTan Maju Lumbantongatonga, PTML. Model pemberdayaannya adalah tanaman cabai, kentang, dan serta kol. Kedua, Model pemberdayaan Oslyn Pasaribu dengan produk tanaman talas. Selanjutnya kami memperkenalkan modek ketiga.
Model Pemberdayaan versi Kadiman Pakpahan ini mengambil kegiatan utama di bidang pembibitan dan penyuluhan pemberdayaan holtikultura. Kita mengenal Kadiman Pakpahan tamatan Institut Pertanian Bogor. Dia mengawali darma baktinya di Lokus Adat Budaya Batak (LABB). Selain membahas adat Batak, LABB ini juga membuka satu bidang lahan percontohan di Bogor.
Bermula dari kegiatan beliau sebagai penanggungjawab lahan percontohan, beliau kami rekrut menjadi Staf Khusus Bidang Pemberdayaan Masyarakat DPP FBBI, selain jabatannya sebagai Ketua DPD FBBI Propinsi DKI Jakarta.
Model ini memiliki rentang yang panjang proses bisnisnya tanaman holtikultura, yaitu: mulai land clearing, pembibitan, penanaman, perawatan, sampai pada panen dan pemasaran pasca panen. Kadiman fokus pada pembibitan berbagai cara dan penyuluhan bagi kelompok tani di bonapasogit.
Pemberdayaan ini sebagian saja (parsial) dan bagi petani. Ketersediaan bibit dan bimbingan ini sangatlah bermakna. Bagaimana mereka bertransformasi teknologi tradisional menjadi masuk pada era pertanian modern berbasis mekanisasi.
Bibit dan Media Tanam
Pembibitan adalah salah satu upaya untuk memperbanyak tanaman, baik secara generatif maupun vegetatif. Pembiakan juga bisa diartikan sebagai penyemaian dan pembuatan bibit untuk tanaman.
Kadiman dalam prakteknya lebih memanfaatkan lahan skala kecil, sehingga dapat menolong tiap keluarga yang memiliki lahan kecil di sekitar rumah. Pemanfaatan lahan yang sangat sempit pun memakai media polybag, menjadi pilihan baik bagi ibu-ibu di rumah. Asas pemanfaatan ruang sempit ini mampu memenuhi kebutuhan sayur-mayur bagi keluarga, baik jenis maupun jumlahnya. Bahkan bukan tidak mungkin mereka bisa menjual ke pasar, saudara, atau siapa saja. Bermacam macam jenis sayur yang beliau kembangkan dengan media tanam yang mudah diperoleh.
Dalam penjelasan Kadiman melalui WAG yang sering mengisi WAG FBBI kita ikuti penjelasan bahwa proses pembibitan sayuran organik dapat menggunakan dua metode, yaitu: dengan ditanam di tanah secara langsung atau menggunakan pot maupun polybag. Kedua metode tersebut memerlukan perlakuan yang berbeda, persiapan lahannya pun berbeda.
Metode menggunakan green house dengan pelindung plastik di bagian atapnya. Green house dapat membantu pertumbuhan sayuran organik karena menghindarkan sayuran dari terik matahari langsung, tetesan air hujan serta hama yang mungkin menyerang. Sedangkan Metode Pot atau Polybag lebih sederhana dengan menanamnya dalam polybag dan diberi atap plastik yang ditopang oleh bambu atau kayu. Anda perlu membuat campuran tanah dan kompos dengan perbandingan kira-kira 1:2. Kedua metode perlu memberi kompos agar kesuburan tanah tetap terjaga.
Beberapa orang teman FBBI Hotnida Simatupang, Lasmauli br Simarmata, Kelly Simanjuntak, telah berkunjung ke lokasi percontohan menyaksikan prakteknya. Percontohan yang dilaksanakan Kadiman Pakpahan, bagi petani menjadi strategis. Bibit dan pembibitan sebuah ilmu yang mahal harganya. Ini hanya bisa dikembangkan oleh ahli pertanian dengan membuat berpuluh kali praktek sampai mempunyai sebuah model pembibitan yang baku. Model ini dapat dibagikan kepada petani di manapun berda. Dalam hal sebar informasi ini kepada cluster petani, di sinilah misi FBBI dapat dilaksanakan oleh beliau. Sebagaimana sering dikatakan Kadiman, setiap penyuluhan membawakan lembaga yang diemban beliau yaitu FBBI dan LABB. Kedua Lembaga ini memiliki visi yang sama memajukan bangso Batak di manapun berada.
HKBP Distrik XXIV Tanah Jawa menjadi salah satu sarana bagi Kadiman Pakpahan sebagai instruktur bagi Kelompok Tani HKBP pada 29 Mei 2021 melalui Zoom Meeting. Satu panel dengan Prof. Dr. Bostang Rajagukguk, dalam acara Webinar Pertanian dan Launching Piala Pertanian Praeses HKBP Distrik XXIV Tanah Jawa. Dalam kesempatan ini, Ronsen Pasaribu sebagai pemerhati dan praktisi pemberdayaan masyarakat diberi waktu untuk memberikan materi di sektor teori dan praktek Pemberdayaan Masyarkat.
Setelah melengkapi dari sumber lain, tulisan ini menyajikan penanaman bibit sebagai berikut. Penanaman di dalam rak vertikultur atau pot dilakukan setelah bibit memiliki daun sempurna 3-5 helai. Langkah-langkah penanaman adalah:
- Pilih bibit yang sehat, tidak cacat, dan seragam.
- Buat lubang tanam seukuran wadah bibit. Pada sistem vertikultur rak berjenjang, jarak tanam berkisar 10-15 cm. Pada sistem per pot, jumlah tanaman yang ditanam sebanyak 1 tanaman per pot pada pot berukuran 3-10 kg, sedangkan untuk pot berukuran lebih besar jumlah tanaman berkisar 2-3 tanaman, khususnya untuk sayuran buah merambat seperti pare, timun, oyong, dan tanaman sejenis lainnya.
- Keluarkan bibit secara hati-hati dengan cara menggunting wadah atau membalikkan wadah sedemikian rupa sehingga media dan perakaran bibit tidak terganggu.
- Masukkan bibit ke dalam lubang tanam. Selanjutnya tutup lubang tanam menggunakan media tanam yang sebelumnya dikeluarkan pada saat membuat lubang tanam.
- Lakukan penyiraman hingga media tanam menjadi basah secara merata.
Penjelasan teknis secara panjang lebar oleh Kadiman Pakpahan, yang mengisi konten model ini, akan kita peroleh pada saat berkunjung ke lokasi lahan praktek beliau. Kita juga dapat mendengar materi saat beliau menjadi narasumber pengembangan bibit sayur-mayur ini di berbagai kesempatan.
Selamat menerapkan model Kadiman Pakpahan untuk memperkaya wawasan pertanian Anda. Anda akan menambah perbendaharaan ilmu penanaman sayur-mayur yang dibutuhkan oleh tiap rumah tangga bangso Batak di manapun berada.
Kepala Humas FBBI
Danny P.H. Siagian, SE, MM