
JAKARTA, BatakIndonesia.com — PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia) dan Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Universitas Mpu Tantular Jakarta kembali menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik III pada Sabtu (26/02/2022) secara online (zoom meeting). Para peserta pelatihan ini banyak yang memberi apresiasi kepada para narasumber.
Selesai acara pelatihan tersebut, salah satu peserta merespons bahwa ia menjadi “melek ilmu”, khususnya ilmu jurnalistik walaupun masih tingkat dasar. Menurutnya, para narasumber menyajikan materi yang dahsyat. Mengapa dahsyat? Karena selain para narasumber yang piawai dalam bidangnya masing-masing, materi tersebut memang membuat peserta pelatihan menjadi “melek ilmu”.
Narasumber pertama Wilson Lalengke, S.Pd., M.Sc., M.A memaparkan topik bahasan tentang Bahasa Indonesia dalam Jurnalistik. Tentu saja Wilson selaku Ketua Umum DPN PPWI, Alumnus LEMHANNAS dan pengelola media online, memberi kritik tajam tulisan-tulisan para jurnalis, baik yang profesional maupun pemula karena masih ada saja kurang cermat memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Wilson membahas titik-titik krusial ketidakcermatan pemakaian bahasa Indonesia tersebut, terutama berkaitan dengan tanda baca dan penggunaan preposisi (kata depan) dan imbuhan. “Wartawan kita masih cukup banyak tidak dapat membedakan antara preposisi dan imbuhan,” jelas Wilson.
Selanjutnya narasumber kedua Mung Pujanarko, S.Sos., M.I.Kom mengupas tentang Teknik Penulisan Berita. Mung menyarankan agar para peserta memahami dengan baik struktur penulisan sebuah berita, khususnya konsep Piramida Terbalik dalam jurnalistik.
Dosen Ilmu Komunikasi dan penulis di beberapa media ini juga menyampaikan kiatnya dalam membuat berita cepat (quick news). “Kita cukup membuat berita cepat sekitar 150 kata. Anda dapat membuatnya dalam waktu 5-10 menit saja. Setelah Anda lengkapi foto, Anda langsung naikkan beritanya di media online Anda. Berita Anda lebih dahulu tayang ketimbang wartawan lain,” tandasnya.
Terakhir narasumber ketiga Danny PH Siagian, S.E., M.M menyampaikan topik yang sangat penting bagi para jurnalis/wartawan tentang Editing Berita dan Foto.
Editing atau penyuntingan menjadi hal yang sangat penting dan menentukan sebelum suatu berita naik ke publik. “Proses editing menjadi penting untuk menghindari pemberian informasi yang salah, menghindari keluhan yang mungkin akan merugikan pihak lain dan juga menghindari tuntutan hukum yang mungkin terkait,” ujar Danny.
Danny juga menyarankan kepada para peserta, “Sebelum Anda menaikkan berita, Anda cek dulu apakah masih ada yang salah ketik (istilahnya typo). Apakah nama orang dalam berita sudah benar penulisannya? Apakah sudah memenuhi aturan jurnalistik 5W 1H? Apakah berita Anda ada yang jumping (tidak nyambung dengan teras berita)?,” terang Danny yang juga adalah Pemimpin Redaksi BatakIndonesia.com.
Selain penyuntingan naskah berita, Danny juga menjelaskan tentang penyuntingan foto/gambar. “Dalam penyuntingan foto, kita harus memerhatikan proporsi kiri, kanan, atas, bawah suatu foto. Teknik ketajaman, cropping (pemotongan), blur (pengaburan), dan lain-lain perlu juga Anda kuasai agar berita Anda tampak lebih baik,” saran Danny.
Pelatihan Jurnalistik III ini diikuti para peserta dari beberapa wilayah di Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Papua. Bahkan ada juga peserta yang berdomisili di Inggris. BatakIndonesia.com sendiri menjadi salah satu pendukung dalam Pelatihan Jurnalistik ini dari seri I hingga III.
Pewarta: Boy Tonggor Siahaan