
BatakIndonesia.com — Pendekatan modern bertani manakala kita sudah masuk pada era menerapkan psikologi tanaman. Berinteraksi dengan tanaman, seakan tanaman itu memanggil kita.
Pendekatan ini setelah kami praktekkan mermang benar. Pagi kita berkeliling, bila tidak selesai, lanjutkan siang sampai sore hari.
Apa saja yang kita temui? Tiap batang punya cerita tersendiri.
Barisan pertama, cabai yang ditanam kita temui pandangan berbeda-beda sebanyak jumlah tanaman itu. Walau rerata ketinggiannya sama, tidak ada yang sama persis.
Perkembangan pembuahannya harusnya semua sudah berbuah, hijau, besar dan merata. Nyatanya, dari satu pohon, ada satu di antara rumpun buah yang dimakan ulat. Segeralah kita copot sebab akan memengaruhi lainnya.
Ada temuan ulat yang sedang asyik bertengger di daun. Ini bakal menyasar biji cabai yang sehat. Segera matikan. Selamatlah satu pohon dengan matinya satu ulat.
Temuan ulat yang sedang bertengger, jika ada pada lebih lima batang, menjadi suara yang keras dari tanaman, agar dilakukan penyemprotan hama secara masif.
Ilmu statistik dapat diterapkan, lima batang sampel dalam satu baris, menggambarkan ada data mewakili seluruh tanaman. Dengan lima satu baris di antara seluruh tanaman yang ada. Ada ratusan baris di kebun kita, patut dianggap serius.
Hanya ulatkah?
Tidak juga. Gulma, kita temui di batang cabai itu. Sistem mulsa, di mana tiap batang satu pohon.
Kenyataan, tiap lubang, ada gulma atau tanan rumput lainnya. Jika dibiarkan maka pupuk atau cadangan makanan tanaman cabai akan berebut. Semakin besar gulmanya maka pupuk yang tersedia akan tersisa sedikit untuik tanaman utama.
Ternyata tanaman sudah memanggil kita dengan memberitahukan ada gulma yang harus dicabut cepat karena menghabiskan cadangam makanan cabai.
Sejak tanaman pertama, harus check and rechek. Apakah ada keanehan misalnya bibit mati atau tidak wajar?
Petani yang baik adalah petani yang melakukan agenda visitor, tiap waktu tertentu. Lebih sering lebih baik agar permasalahan tiap batang segera kita atasi.
Ibarat pasien
Pasien di rumah sakit dilengkapi dengan tombol lonceng bila pasien butuh bantuan suster. Pasien tentu tak bisa bertindak sendiri. Ia harus dirawat, dikunjungi dokter spesialis dan memberikan tindakan cepat dan tepat. Begiti perawatan di RS, sebagai pengandaian, manakala kita bertani.
Tentu, visitor kita ke setiap batang sangat dibutuhkan tanaman itu. Sebab, tanaman bersuara memanggil kita, agar datang, lihat, ambil tindakan tepat sesegera mungkin sebelum pohonnya menurun bahkan mati.
Sadarlah hai petani, tumbuhan kita merupakan tanaman yang menghantarkan hasil produktif. Artinya tidak sekedar berbuah, namun berbuah berlipatkali ganda. Itulah disebut produktif.
Jika kentang misalnya tahap tanam pertama hasilnya satu kilogram, maka tahap berikutnya dua kilogram atau lebih. Begitu juga cabai. Hasil berlipat ganda, sebagai cita-cita seorang petani yang baik.
Komunikasi tanaman sesuatu keniscayaan, agat tanaman tumbuh sehat, baik, dan produktif.
Ora et Labora. Berdoa dan bekerja.
Siborboron, Humbang Hasundutan, 24 November 2021.
Penulis: Ronsen Pasaribu