BatakIndonesia.com — Mengawali memori ini, saya mengucapkan duka mendalam atas telah dipanggi-Nya saudara kita terkasih alm. Puji Sayekti ke pangkuan-Nya yang abadi.
Foto almarhum yang ditampilkan di sini, lebih meyakinkan saya bahwa beliau adalah orang yang saya kenal baik saat saya menjadi Kakan di Lumajang.
Enam (6) Tahun di Lumajang, di usia saya masih muda, masih Kakan pertama dalam karier saya, tentu saya jalankan dengan tulus dan total. Bersosialisasi dan membina keluarga adalah peer pertama yang saya kerjakan waktu itu.
Satu per satu saya kenali dengan mendalam. Ingat saya bagaimana Puji Sayekti, anak buah Moeljono di Kaur Umum dibantu oleh Cak To turut mendukung segala ide membangun kantor Lumajang, jauh dari kondisi sekarang ini.
Ruang di belakang tadinya hanya gudang, kami sulap menjadi ruang rapat, pgt dan konsolidasi rumah tinggal keluarga To. (Maaf ya To itu bukan singkatan nama lengkapnya tidak ada hanya To, dua huruf sebagaimana dalam KTP-nya).
Moeljono, Puji Sayekti dan To, rajin mendampingi tukang yang saya tunjuk orang Lumajang. Sampai ruangan bisa digunakan.
Begitu juga saat setiap upacara, bagian perlengkapan upacara alm sebagai tumpuan TU. Mulai dari siapkan absen, lapangan, mike, dan lainnya.
Pernah saya berikan tantangan kepada Pak Kabag TU dan jajaran. Bagaimana agar warung belakang ini kita sulap menjadi lebih baik, dikelola oleh ibu-ibu tapi… (ada tapinya)? Apa tapinya tanya Moeljono?
Namanya Warung Wareg Seribu. Artinya karyawan yang tidak punya uang pun, bisa makan dengan uang Seribu rupiah.
Tantangan yang tidak ngeh, mudah dimengerti dan mungkin tidak mungkin.
Saya hitung, bisa. Nasi murah. Sayur murah, hanya ikan sepotong atau ayam seporong dikecilin. Itulah kiatnya jadi total biaya masih bisa dan kuncinya mengurangi keuntungan pada menejemen agar tidak terlalu banyak untungnya. Sharing profit, begitu bahasa kerennya.
Lama warung itu berjalan selama saya ada di sana 6 tahun, dan saya suka juga makan di situ bersama lainnya.
Masih segar ingatan saya, almarhum style rambutnya, berjalan agak membungkuk, bicaranya bersahaja, sopan dan termasuk melindungi saya jika sesekali saya ajak ke Kecamatan Tempursari waktu Kampanye Golkar saat itu.
Itu sudah berlalu, kehidupan pun tiada yang abadi. Sayapun pindah tugas, setelah melapor ke Kakanwil bahwa saya sudah 5 tahun. Hanya sekali saya bicara, dan Kakanwil menjanjikan nanti yang menggantikan sama namanya dengan Kabag TU waktu itu, Suprajitno. Ya saya menggantikan beliau sebagai Kabag TU dan Suprajitno menjadi Kakan di Lumajang.
Selamat jalan Sayekti, kenanganmu abadi di hati kami. Kami semua karyawan yang waktu itu semua sangat baik dan bekerjasama dengan tulus di KP Lumajang.
Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah dan selalu bedoa untuk almarhum.
Jakarta, 28 Maret 2023, pkl. 05.22 WIB.
Ronsen Pasaribu dan Keluarga.