BatakIndonesia.com — Sejauh ini pomparan (keturunan) Pasaribu memiliki perkumpulan (punguan) sebatas per wilayah, baik di Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Keturunan yang notabene mereka klaim sebagai marga Batak tertua pada silsilah keturunan Si Raja Batak ternyata belum mampu di masa lalu mewujudkan Pomparan Raja Pasaribu se-Indonesia.
Menurut Ketua Umum Punguan Pomparan Raja Pasaribu Indonesia (Punguan PRPI) Dr. Ir. Sahala Benny Pasaribu mengatakan bahwa hal tersebut sudah menjadi cita-cita kami, keturunan dari Raja Pasaribu. Demikian sambutan Benny Pasaribu dalam membuka Acara Silaturahmi dan Rapat Pleno Punguan PRPI di Hotel JW Marriot, Jakarta Selatan, Minggu (16/4/2023).
Menurut Benny Pasaribu, kami membentuk punguan parsahutaon (perkumpulan berasal dari satu kampung) saja sudah sulit, apalagi membentuk punguan di daerah domisili masing-masing. Lebih sulit lagi jika kami membentuk punguan dalam skala yang lebih besar, yaitu: se-Indonesia.
Lebih lanjut, Ketum Punguan PRPI ini menambahkan bahwa hal ini untuk membentuk punguan di tingkat nasional menjadi cita-cita atau kerinduan kami. “Terus terang kami merasa tertinggal dengan marga-marga Batak lain yang mampu membentuk punguan di tingkat nasional (se-Indonesia). Mengapa kami tidak bisa?” terangnya.
Ada beberapa kendala yang menjadi catatan bagi keturunan Raja Pasaribu ini, antara lain:
- Masalah biaya. Sebenarnya masalah ini bisa kami tanggung bersama di antara kami yang bersaudara.
- Masalah waktu. Siapakah yang dengan sukarela meluangkan waktu untuk mengurusi punguan kami ini? Ini menjadi dilema bersama karena sebagian besar dari kami termasuk orang-orang yang sibuk.
Pertanyaan substansial yang perlu kami jawab adalah mengapa perlu kita bentuk Punguan PRPI ini? Apa urgensinya?
Kita sebagai DPP (Dewan Pimpinan Pusat) Punguan PRPI perlu satu suara untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut.
Pertama, kita akui bahwa sebelumnya kita belum memiliki punguan di tingkat nasional ini. Kita boleh bilang bahwa kita sudah tertinggal dengan marga-marga Batak lain yang sudah cukup lama eksis memiliki punguan di tingkat nasional.
Kedua, kita teringat akan sejarah dan silsilah keturunan Pasaribu. Kita perlu menyusun silsilah (tarombo) Pasaribu yang sudah sesuai (fixed) atau tetap dan tidak menimbulkan simpangsiur. Belakangan ini memang sudah ada beredar di media sosial terkait silsilah Pasaribu, tetapi masih debatable (simpangsiur). Karena itu, Punguan PRPI ini akan membentuk Tim Penyusun Tarombo Raja Pasaribu yang dapat diwariskan dan dilestarikan generasi berikutnya.
Ketiga, Punguan PRPI ini nantinya akan kita wariskan kepada generasi muda yang bakal meneruskan organisasi ini. Karena itulah, apa yang kita pernah terima dari orang tua kita terdahulu, itu akan kita wariskan kepada generasi milenial saat ini (zaman now istilah mereka).
Keempat, organisasi kita ini akan menjadi wadah dalam menyelesaikan persoalan hukum, masalah ekonomi/usaha/bisnis, pendidikan, dan lain-lain, sehingga seluruh anggota punguan ini hidupnya dapat menjadi sejahtera. Jadi Punguan PRPI menjadi tempat pemberdayaan, penguatan, dan pendampingan (advokasi).
Ke depannya Punguan PRPI tidak akan mengurusi masalah peradatan karena itu sudah menjadi domainnya di wilayah masing-masing. Punguan PRPI lebih berskala nasional, seperti masalah hukum, ekonomi, pendidikan, sosial, seni, olahraga, dan budaya secara umum.
Demikian penjelasan Ketua Umum Punguan PRPI kepada BatakIndonesia.com. Selengkapnya Anda dapat juga menontonnya pada video di bawah ini.
Pewarta: Boy Tonggor Siahaan