
JAKARTA, BatakIndonesia.com — Dalam pertemuan informal, para srikandi Batak dari Forum Bangso Batak Indonesia (FBBI) berkumpul membahas strategi pemberdayaan masyarakat yang menjadi fokus FBBI ke depan. Pertemuan tersebut berlangsung di salah satu sudut lapo Batak di Jakarta Timur pada Kamis (4/3/2021).
Pertemuan ini disambut baik oleh Ketua Umum FBBI Dr. Ronsen Pasaribu dan beberapa orang dari DPD (Dewan Pengurus Daerah) DKI Jakarta. Sebelum dimulai percakapan dalam pertemuan tersebut, mereka menyantap makan siang terlebih dahulu sambil beberapa orang mengisi waktu dengan menyanyikan lagu-lagu Batak.

Pertemuan tersebut dibuka dan dipandu Bendahara Umum FBBI Serepina Hutabarat. Kesempatan pertama diberikan kepada Ketum FBBI yang mendukung Seksi Pemberdayaan perempuan FBBI dan mendukung setiap acara/kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Pemberdayaan Perempuan.
“Saya berharap Seksi Pemberdayaan Perempuan dapat mandiri dan mendukung setiap anggota untuk membentuk basis-basis tertentu seperti pedagang dan pelaku industri rumahan. Anggota FBBI sebagai pendamping kepada mereka. Sebagai sumber ide bagi ibu-ibu dalam hal memberikan ilmu seperti masak-memasak atau tataboga dengan memberikan modal dilakukan melalui pendekatan-pendekatan kelompok. Menentukan role model yang tepat untuk melakukannya dari hulu ke hilir,” ujar Ronsen.
Ketum FBBI ini mengingatkan di seluruh lapisan (segmen) masyarakat Batak, pemberdayaan di bonapasogit (kampung halaman) dan perkotaan memiliki target segmen ekonomi menengah ke bawah sampai mereka mandiri. Sementara Bidang Sosial Budaya, selain menengah ke bawah juga menengah ke atas, sehingga sasaran transformasi sumberdaya dana kita alokasikan ke bonapasogit.

Setelah Ketum FBBI, turut berbicara Oslyne Pasaribu yang ditunjuk menjadi Staf Khusus Ketum untuk urusan Pemberdayaan Perempuan. Oslyne sedikit banyak bercerita tentang pengalamannya berbuat banyak kepada keluarga-keluarga ekonomi menengah ke bawah. Salah satu yang sekarang sedang dia upayakan adalah memberdayakan keluarga-keluarga kecil membuat cairan disinfektan untuk kakus (WC). “Kami sedang merencanakan hal tersebut di Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumut. Kegiatan tersebut bekerjasama dengan pihak rumah sakit. FBBI nantinya dapat terlibat dalam kegiatan tersebut,” tandasnya.

Sementara itu, Arta Sinamo selaku Ketua Bidang Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan menyampaikan bahwa FBBI harus jelas visi-misinya. Organisasi ini harus mempunyai strategi dan perencanaan dari anggota-anggotanya. Ia menekankan agar FBBI sedikit berbicara dan banyak bekerja.

Hotnida Simatupang (Bendahara DPD DKI Jakarta) menyatakan bahwa FBBI bersinergi untuk mengikuti program pemerintah dan memanfaatkan serta menyalurkan dana yang diberikan pemerintah kepada organisasi masyarakat melalui kegiatan–kegiatan yang dilakukan FBBI. FBBI bergandengan tangan dengan pemerintah dalam memajukan

masyarakat Batak.
Nelly Situmorang selaku Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan mengharapkan agar FBBI harus menggalakkan kembali marsipature hutabe (membangun kampung masing-masing).

Roswaty Siregar yang menggeluti bidang usaha mikro menyatakan siap membantu mengembangkan industri rumahan kecil-kecilan seperti misalnya jualan kembang loyang (sempat dilaksanakan pada 2017 lalu) atau apa saja.
Kadiman Pakpahan sebagai Ketua DPD DKI Jakarta turut menyampaikan pandangannya. Ia berpendapat agar FBBI mencari peluang- peluang yang ada dalam menjalankan program-programnya, sehingga FBBI semakin mendunia.
Demikianlah pertemuan para srikandi FBBI tersebut yang membahas berbagai strategi dan peluang dalam menjalankan pemberdayaan masyarakat. Semoga hal tersebut bukan sekadar wacana, tetapi aksita (aksi nyata, meminjam istilah dari Boy Tonggor Siahaan).
Pewarta: Lindawaty Sipahutar (Sekretaris Eksekutif FBBI)